Bapak Tua dan Kacang Rebus

Di masa modern sekarang ini sudah banyak sekali bermunculan camilan-camilan pabrikan yang dijual di supermarket ataupun di mall-mall dengan warna kemasan yang menarik. Tidak hanya dari pabrikan, makanan atau camilan produksi rumahan pun juga membanjiri pasaran. Namun diantara camilan dan makanan-makanan seperti itu, masih ada makanan tradisional yang hingga sekarang masih bertahan ditengah-tengah persaingan pasar.

Salah satu contohnya adalah kacang rebus yang dalam bahasa jawanya sering disebut 'Kacang Godog'.

Ketika Saya sedang menyusuri keindahan malam kota Kudus, Saya mendapati ada seorang bapak dengan umur kurang lebih 75 tahun sedang mengurap kacang rebus yang hangat dengan 'centongnya' di Alun-Alun Simpang 7 Kudus. Melihat pemandangan yang cukup langka itu, Saya tidak lupa mengabadikan pemandangan tersebut.

Saya cukup salut terhadap bapak dengan gerobak kacang rebusnya tersebut. Di tengah-tengah persaingan pasar yang ketat seperti ini, beliau tetap bertahan untuk berjualan kacang rebus. Saya tidak tahu bagaimana jika kacang rebusnya itu tidak habis dalam satu hari jualan, tidak mungkin jika beliau menjualnya kembali esok hari karena kacang rebus cepat basi, Saya sudah pernah mengalami hal seperti itu.

Entah berapa penghasilan yang beliau dapat dalam satu hari berjualan dan apakah itu sebanding dengan tenaga yang beliau keluarkan untuk mendorong gerobaknya berkeliling menjajakan kacang rebusnya itu. Yang Saya tau, satu contong kacang rebus dijual dengan harga dua ribu rupiah. Harga yang benar-benar tidak sebanding dengan usahanya.

Potret perjuangan hidup rakyat kecil yang mungkin bisa menjadi pelajaran untuk kita semua agar lebih bersyukur dengan apa yang sudah kita punya sekarang.

Salam.